Jafri Sastra |
"Saya di sini tidak punya rumah. Kemarin sudah mencoba mencari rumah kontrakan namun tidak berhasil. Makanya tadi dijemput istri dan putri saya untuk pulang ke Payakumbuh. Alhamdulillah saya sudah di Payakumbuh sekarang," katanya seperti dilansir Goal Indonesia, Jumat (23/1).
Jafri juga mengatakan ingin secepatnya menyelesaikan urusan administrasinya dengan pihak manajemen Semen Padang, sebelum mengambil langkah berikut. Dia juga tak akan menutup mata jika ada tawaran melatih untuknya. "Kalau memang ada klub yang meminta tentu akan saya pelajari, bagaimana pun saya ini pelatih sepakbola," ujarnya.
Dipecatnya Jafri Sastra sebagai pelatih Semen Padang FC, masih menyisakan banyak cerita. Jafri sendiri mengaku sebagai manusia dia tentu sedih, tapi di balik itu dia bersyukur, dalam arti ada hikmah positif yang didapatnya.
"Saya bersyukur sekali diberhentikan dari SPFC. Bersyukur maksud saya di sini ketika mengalami kekalahan di pramusim. Kenapa? Karena jika tidak demikian tentu saya bisa lupa diri dan tidak melakukan evaluasi. Artinya tim saya sudah hebat dan timbul kesombongan, namun nanti di kompetisi ISL tim ini terus mengalami kekalahan," ucap Jafri.
Dia juga menegaskan bisa menerima pemecatan dirinya. "Sebagai pelatih sepakbola profesional soal pecat memecat sudah hal yang biasa, saya sangat paham hal itu," tegasnya.
Jafri Sastra, pria asal Payakumbuh, Sumatera Barat kelahiran 23 Mei 1965 ini, adalah satu dari tujuh pelatih bersertifikat A AFC yang dimiliki Sumbar, selain Nilmaizar, John Arwandi, Syafrianto Rusli, Jenniwardin, Emral Abus, dan Indra Sjafri. Dia melatih Semen Padang FC setelah menggantikan Nil Maizar yang ditunjuk PSSI sebagai pelatih Timnas Indonesia.
Ia kemudian berhasil membawa Semen Padang FC sampai perempat final Piala AFC 2013 dan sebagai juara Liga Primer Indonesia 2013. Pada 11 November 2013, manajemen Semen Padang FC memperpanjang kontrak Jafri Sastra sampai musim kompetisi 2014, hingga 2015.
Namun, Kamis (22/1/2015) siang, keputusan mengejutkan diambil manajemen Semen untuk memutuskan kerja sama dengannya. "Keputusan kami ambil karena ingin memberi warna baru pada pemainan Semen Padang," kata Manajer Semen Padang Asdian.
Mengawali musim 2015, tim Kabau Sirah gagal total di dua turnamen pra musim. Menurut Asdian, ini tanda permainan Hendra Adi Bayaw dan kawan-kawan sudah terbaca. "Tentu ada pertimbangan dari pertandingan pra musim. Kami tidak ingin lawan-lawan di ISL nanti dengan mudah membaca permainan tim," ucapnya.
Saat ditanya mengenai siapa calon kuat pengganti Jafri Sastra, Asdian mengucap salah satu nama pelatih yang sudah tidak asing lagi, Nil Maizar. "Mungkin saja Nil Maizar, tapi kami belum putuskan karena masih banyak yang harus didiskusikan," ujarnya.
Meski sudah memutus kerja sama dengan Jafri Sastra, kubu Semen Padang tidak ingin begitu saja 'putus'. "Kami tidak begitu saja putus kontak, bagaimanapun juga kami semua sudah seperti keluarga, ia juga sudah berkontribusi besar bagi klub ini. Kami doakan, semoga Jafri cepat mendapat klub," tutur Asdian. (*/skt)