Terduga ISIS yang Ditangkap Densus 88 Pernah Tinggal di Bukittinggi

BUKITTINGGI, MINANGTERKINI-  Lima terduga terkait Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) yang ditangkap Densus 88 pada Sabtu 21 Maret 2015 sekitar pukul 16.00 WIB di kawasan Petukangan Selatan, Pesanggerahan, Jakarta Selatan, satu diantaranya ternyata warga asal Kinali, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.

Salah satu terduga itu adalah Aprimul Hendri alias Mul (41). Sebelum mengontrak rumah di kawasan Jakarta awal tahun 2015, Mul sempat tinggal di Kota Bukittinggi, persisnya di kawasan Tangah Jua Kecamatan Aur Birugo Tigo Baleh (ABTB).

Di Bukittinggi, Mul adalah seorang pedagang yang menjual pakaian di kawasan Pasar Atas Bukittinggi. Bahkan Mul juga dikenal sebagai salah seorang pemasok pakaian di kawasan Pasar Atas. Tak hanya itu, Mul juga memiliki toko yang menjual perlengkapan anak dan bayi di kawasan Tarok Bukittinggi.

Saat awak media mendatangi rumah kediaman mertua Mul di Kelurahan Bukit Apit Puhun Kecamatan Guguak Panjang Kota Bukittinggi pada Senin (23/3/2015), Mertua Mul yang berinisial BR (68) mengaku mendengar kabar penangkapan Mul melalui televisi.

Meski demikian, Ia mengaku pasrah dan menyerahkan proses hukum Mul kepada aparat penegak hukum. BR hanya berharap, kasus yang menimpa menantunya itu tidak berimbas kepada istri dan anak Mul.

BR menceritakan, semenjak Mul menikah dengan anaknya nomor dua pada tahun 2006 lalu, Mul tidak mau tinggal di rumahnya. Setelah menikah, Mul lebih memilih mengontrak rumah di kawasan Tangah Jua Bukittinggi.

“Menantu saya ada tiga, dan Mul adalah menantu yang paling tua. Terus terang, di antara semua menantu saya, hanya Mul yang sulit diajak berkomunikasi. Saya sering ngasih nasehat, tapi rasanya jarang didengarkannya,” tuturnya.

Atas kepribadian Mul itu, BR mengakui jadi kurang peduli terhadap segala permasalahan yang menimpa Mul dan keluarganya.

Terkait sosok Mul ini, Ketua RT di Kelurahan Bukit Apit Puhun Kota Bukittinggi, FR mengakui tidak mengenal Mul, meski mertuanya tinggal di wilayahnya. Bahkan FR mengakui, dirinya tidak begitu mengenal wajah Mul.

“Dia jarang pulang ke rumah mertuanya, jadi saya tidak mengenal Mul. Saya akan cek data dulu, apakah Mul ini sudah pindah KK (Kartu Keluarga) atau tidak. Yang saya tahu, di rumah mertuanya itu hanya ada mertua laki-laki dan mertua perempuan, serta beberapa anak kos. Memang, rumah mertua Mul juga menampung anak kos,” jelasnya.

Ketika awak media menyambangi rumah kontrakan Mul di kawasan Tangah Jua Bukittinggi, rumah tersebut tertutup rapat dan tidak berpenghuni. Menurut keterangan sejumlah tetangga sebelah, Mul sudah pindah ke Jakarta dan jarang pulang ke rumah.

Terkait kepribadian Mul di mata tetangganya di Tangah Jua, menurut N salah seorang tetangganya, Mul merupakan sosok yang baik dan taat beribadah. Bahkan N mengaku dekat dengan istrinya Mul.

“Saya sangat dekat dengan istrinya Mul. Saking dekatnya, malahan kami sudah menganggap sebagai bagian dari keluarga. Tak jarang kami masak-masak bareng. Begitulah kedekatan saya dengan istrinya Mul,” ujarnya.

N menilai, perubahan yang tampak pada sosok Mul adalah disaat Mul pulang naik haji pada dua tahun lalu. Menurutnya, setelah pulang haji, Mul tampak lebih kuat di bidang agama, dan rajin beribadah. Ia tidak mengetahui jelas apakah Mul benar-benar sudah fanatik agama atau prilakunya memang telah sesuai dengan ajaran agama Islam.

“Saya juga diberitahu bahwa mereka telah mengontak di Jakarta. Katanya untuk pengembangan usaha. Bahkan di sana mereka juga telah membuka biro perjalanan haji dan umroh,” jelasnya.

Sementara itu, pegawai Mul di toko perlengkapan bayi di kawasan Tarok Bukittinggi juga mengenal Mul adalah sosok yang baik dan selalu menasehati anak buahnya.

“Kami sering dinasehati, terutama bidang agama dan kesehatan. Misalnya, kami sering dinasehati untuk tidak meninggalkan shalat, menasehati agar makan secara teratur dan nasehat baik lainnya,” jelas NR, salah seorang pegawai Mul.

Menurut NR, biasanya Mul yang berada di Jakarta sering sms dan bbm-an kepada mereka, hanya untuk menanyakan apakah barang jualannya ada yang laku atau tidak.

“Dua hari terakhir, saat di-sms maupun bbm-an, bapak (Mul) tidak lagi membalas. Padahal setiap kali sms, biasanya dibalas. Kami juga heran, banyak orang yang bertanya kepada kami tentang keberadaan bapak. Bahkan pak polisi juga tanya. Kami memang tidak tahu apa-apa dan tidak tahu apa yang terjadi sama bapak,” jelas NR.

NR menambahkan, terakhir Ia melihat Mul berada di toko pada 3 Maret 2015 lalu. Waktu itu, Mul pulang membawa barang-barang untuk dijual di toko. Bahkan Nur Aida sempat diberitahu bahwa toko perlengkapan bayi itu akan dijual setelah Idul Fitri 2015 mendatang. NR mengaku tidak mengetahui persis alasan Mul menjual tokonya tersebut.(*/skt)  


Sumber : KBRN (Kantor Berita Radio Nasional)