Bocah di Diagnosa Osteosarcoma


Minang-terkini.com--Bocah yang dulunya ceria, siapa sangka sejak di diagnosa menderita Osteosarcoma (Kanker Tulang) enam bulan lalu, menyebabkan Muhammad Syafiq Alwaffi (6th) menjadi pemurung dan hanya terbaring lemah tak berdaya menahan bengkak di paha sebelah kirinya.

Bengkak di paha itu membuat putra semata wayang Elvianis (36) warga Jorong Tabiang Kenagarian Tanjung Bonai Kecamatan Lintau Buo Utara Kabupaten Tanah Datar juga harus meninggalkan bangku Taman Kanak Kanak, hanya terbaring pasrah didampingi ibunya, sekali kali Syafig harus merintih dengan kondisi yang kian hari kian lemah.

"Syafiq adalah anak yang cerdas dan ceria layaknya anak taman kanak-kanak lainnya. Saat ini kondisi tubuhnya melemah, kakinya tidak dapat digerakkan akibat kanker tulang yang ia derita," ucap sang ibu kepada minang-terkini.com, minggu (24/07/16) di kediaman Syafiq.

Walaupun demikian, sang ibu terharu dengan keinginan Syafiq yang slalu ingin bersekolah seperti layaknya teman sebaya. 

“Syafiq tidak bisa sekolah, tapi kan bisa belajar dari rumah lewat internet, Umi,” ujarnya penuh harap pada sang ibu. 

Di tempat tidurnya, Syafiq melihat-lihat Atlas, membaca nama negara dan berujar suatu hari Syafiq akan kesana, dan membuat sang ibu Elvianis makin berkaca kaca melihat kondisi Syafiq.

Berawal pada Desember penghujung tahun 2015 lalu, Syafiq mengeluh paha kirinya bengkak, dan ada sedikit benjolan. Oleh sang ibu, Syafiq hanya diberi minyak oles karena dianggab terkilir dan bengkak biasa. Namun sebulan berlalu, bengkak di paha Syafiq tak kunjung hilang, malah semakin membesar dan mengeras. 

Curiga dengan kondisi putranya, Elvi membawa Syafiq berobat ke Puskesmas Lintau. Pihak Puskesmas langsung merujuk Syafiq ke RSUD M Hanafiah Batusangkar untuk pemeriksaan lanjutan.

Melihat ciri-ciri dan keluhan yang dialami Syafiq, Tim Medis RSUD Hanafiah pun merujuk Syafiq untuk ronsen dan pemeriksaan lainnya di RSAM Bukittinggi. Hingga Akhirnya, Tim Medis di RSAM mendiagnosa Syafiq menderita Kanker Tulang, dan harus segera di rujuk ke RSCM Jakarta untuk menjalani amputasi, dan kemoterapi, karena hanya itu satu-satunya tindakan medis yang mungkin dapat menghambat pertumbuhan kanker tersebut.

“Mendengar diagnosa dokter tersebut, saya tidak sanggup dan tidak tega. Anak saya masih terlalu kecil, masa depannya masih panjang, masih lincah, bisa bermain dan berlari, masa kakinya harus dipotong,” ujar Elvi yang tidak memiliki penghasilan tetap ini mengenang. 

Dengan berat hati, ia akhirnya memutuskan untuk tidak mengikuti saran dokter, dan melanjutkan pengobatan Syafiq secara tradisional. Karena ia yakin jika anaknya bisa sembuh tampa harus diamputasi.

Namun, kondisi Syafiq semakin hari semakin menurun, dan bengkak dikakinya semakin membesar, akhirnya Elvi kembali membawa Syafiq untuk berobat ke Dokter Spesialis Tulang di Rumah Sakit Semen Padang, berharap ada celah metode pengobatan lain untuk kesembuhan putranya. Namun saran dokter tetap sama, dan tindakan bedah dan kemoterapi adalah jalan satu satunya untuk Syafiq.

Sampai berita ini diturunkan, Elvi dan keluarga masih tetap dengan keputusannya, tidak lagi melanjutkan saran dokter. Ia mengaku tidak sanggup dengan tindakan medis tersebut dan akan merawat anaknya sampai sembuh.

BUPATI MINTA KELUARGA MAU MENGIKUTI SARAN DOKTER.

Sementara itu, mendengar adanya bocah usia enam tahun yang menderita Osteosarcoma (Kanker Tulang), Bupati Tanah Datar Irdinansyah Tarmizi segera menginstruksikan jajarannya, untuk mengecek kondisi Syafiq dan melakukan pendampingan pengobatan. 

"Kami tidak ingin pengobatan Syafiq terhenti, anak itu harus diselamatkan dengan upaya medis melakukan pendampingan terhadap proses penyembuhan Syafiq, membantu apapun yang bisa dibantu, dalam menjalankan proses pengobatan ini, apalagi Syafiq memiliki BPJS, yang harusnya dapat dimanfaatkan untuk pengobatan, itu pesan Bupati buk," ujar Sri Lestari Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja kepada keluarga Syafiq, Senin (25/07/16) ketika meninjau kondisi Syafiq.

Selain itu ujar Sri, Pemerintah juga akan mengupayakan, agar proses pengobatan Syafiq dapat dibantu melalui dana BAZ Kabupaten Tanah Datar. Apalagi menginngat Ibu Syafiq tidak memiliki penghasilan tetap dan hanya bergantung kepada orang tua (kakek dan nenek Syafiq) dalam hal pengobatan dan biaya hidup. 

"Kami berharap, pihak keluarga dapat merobah keputusan dan menerima uluran bantuan pemerintah Kabupaten Tanah Datar, ini hanya semata mata demi Syafiq karena ia masih memiliki waktu panjang menentukan masa depannya sendiri," ungkap Sri berharap.(mt/doy)

Posting Komentar

0 Komentar