Kelurahan Kayu Kubu sebagai Desa Wisata dicanangkan Pemerintah Kota Bukittinggi kini mulai berbenah Sebuah dengan terobosan baru objek wisata kini hadir di Kota Bukittinggi, hasil kreativitas seorang pemuda yang memanfaatkan lahan tidur di hamparan luas Ngarai Sianok, Kelurahan Kayu Kubu, yang diberi nama Cottage dan Rumah Pohon Inyiak.
Dari pantauan di lapangan terlihat pengerjaan cottage(rumah inap) sedang di kebut dan Beberapa pekerjaan lainnya seperti tempat areal bermain anak, foto Selvi di rumah pohon, aneka tanaman serta adanya rumah gadang yang menghiasi areal lebih kurang seluas 3,5Ha ini yang mana bisa di jadikan objek wisata keluarga bernuansa kearifan alam dan memakai konsep tradisonal ini sejatinya mulai beropreasi pada Desember 2017 mendatang, namun saat ini sudah mulai dapat dimanfaatkan bagi para pengunjung yang akan menikmati keindahan Ngarai Sianok dalam wujud Cottage dan Rumah Pohon.
Pemilik lahan Heru Pribadi Dt. Rang kayo labiah menjelaskan dalam acara temu ramah dan sosialisasi pihak manajemen cottage & rumah pohon inyiak dengan warga lingkungan setempat dan instansi pemerintah terkait di Kel. Kayu kubu tokoh masyarakat beserta beserta beberapa wartawan media massa bahwa lahan ini sudah lama tidak terpakai, sehingga ditumbuhi semak, belum lagi lokasi nya di Ngarai Sianok, sehingga tidak ada rencana apapun sebelumnya untuk menggarap lahan itu,” namun setelah muncul saran dan ide dari salah seorang pemuda bernama Ismael yang berencana memanfaatkan lahan tidur itu untuk dijadikan objek wisata alam, barulah pihak kaum Suku Sikumbang mengizinkan mengolah lahan seluas 3,6 hektare ini"jelasnya.
Dari pantauan di lapangan terlihat pengerjaan cottage(rumah inap) sedang di kebut dan Beberapa pekerjaan lainnya seperti tempat areal bermain anak, foto Selvi di rumah pohon, aneka tanaman serta adanya rumah gadang yang menghiasi areal lebih kurang seluas 3,5Ha ini yang mana bisa di jadikan objek wisata keluarga bernuansa kearifan alam dan memakai konsep tradisonal ini sejatinya mulai beropreasi pada Desember 2017 mendatang, namun saat ini sudah mulai dapat dimanfaatkan bagi para pengunjung yang akan menikmati keindahan Ngarai Sianok dalam wujud Cottage dan Rumah Pohon.
Pemilik lahan Heru Pribadi Dt. Rang kayo labiah menjelaskan dalam acara temu ramah dan sosialisasi pihak manajemen cottage & rumah pohon inyiak dengan warga lingkungan setempat dan instansi pemerintah terkait di Kel. Kayu kubu tokoh masyarakat beserta beserta beberapa wartawan media massa bahwa lahan ini sudah lama tidak terpakai, sehingga ditumbuhi semak, belum lagi lokasi nya di Ngarai Sianok, sehingga tidak ada rencana apapun sebelumnya untuk menggarap lahan itu,” namun setelah muncul saran dan ide dari salah seorang pemuda bernama Ismael yang berencana memanfaatkan lahan tidur itu untuk dijadikan objek wisata alam, barulah pihak kaum Suku Sikumbang mengizinkan mengolah lahan seluas 3,6 hektare ini"jelasnya.
Ia juga menambahkan merasa senang, apalagi rencana ini mendukung konsep Desa Wisata yang sedang digaungkan Pemerintah Kota Bukittinggi, sehingga dengan hadirnya objek wisata dilokasi ini akan mendukung program ini, yang sangat cocok nantinya dimanfaatkan untuk lokasi wisata keluarga, karena juga dilengkapi dengan cottage atau sarana penginapan.
Pada kesempatan yang sama pengelola objek wisata Cottage dan Rumah Pohon Inyiak Ismael menuturkan, di lokasi ini akan dibangun 40 sampai 50 cottage atau penginapan, yang terbuat dari material bambu, dan dengan konsep rumah panggung semi permanen, modelnya mengacu pada beberapa rumah adat dari beberapa daerah di Indonesia.
“Konsep wisata di lokasi ini menonjolkan budaya tradisonal Minangkabau, yang dilengkapi dengan rumah pohon, sarana penginapan, tempat santai yang cocok untuk lokasi berkumpul menikmati keindahan alam Ngarai Sianok, tempat bermain, dan sarana edukasi atau pendidikan bagi anak-anak,” jelasnya.
Menurut Ismael, konsep Cottage dan Rumah Pohon ini berbeda dengan cottage lainnya, setiap bangunan dibuat dari bahan alami dari bambu dan kayu pilihan yang dipakai untuk tiang bangunan, dinding dan lantai, sedangkan atapnya terbuat dari jerami padi, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
“Saat ini pembangunan Cottage dan Rumah Pohon Inyiak ini sudah rampung 70 persen, dan diharapkan pada Desember 2017 mendatang sepenuhnya telah selesai, sehingga dapat dimanfaatkan pengunjung dan wisawatan yang ditargetkan juga hadir dari berbagai daerah di Indoesia, serta wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan sambung Ismael, Cottage dan Rumah Pohon Inyiak ini tidak akan menerima pasangan muda-mudi yang dikhawatirkan akan berbuat yang tidak wajar, apalagi untuk menginap, karena sarana penginapan ini hanya untuk orang yang telah berkeluarga.
“Disamping itu Cottage dan Rumah Pohon Inyiak ini juga mengutamakan konsep penghijauan, dimana pohon akan dibiarkan tumbuh, dirawat, dan di jaga, nantinya juga diberi nama sebagai informasi edukasi atau pendidikan bagi seluruh pengunjung, dan nantinya anak-anak juga dapat mengenal apa nama pohon yang ada dilokasi ini,” ungkapnya.
Ismael menambahkan, untuk izin tempat usaha telah diusulkan pada Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dan tahap sosialisasi pada tokoh masyarakat sekitar juga telah dilaksanakan, dan diharapkan seluruh pihak ikut mendukung dan mengawasi objek wisata Cottage dan Rumah Pohon Inyiak ini.
Sementara itu Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kayu Kubu, Eril Anwar menilai, pemilik lahan dan pengelola perlu melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat, sehingga keberadaan objek wisata ini mendapat dukungan penuh, dan tidak ada pihak yang dirugikan nantinya.
“Terutama dengan adanya Cottage atau sarana penginapan, karena sarana ini dikhawatirkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, sekaligus mengantisipasi munculnya gejolak dari masyarakat, maka dari itu perlu dimusyawarahkan bersama terutama dengan Ninik Mamak kaum pasukuan Sikumbang,” ulasnya.
Eril Anwar menambahkan, pemilik lahan dan pengelola juga perlu menegaskan konsep apa yang ada di objek wisata Cottage dan Rumah Pohon Inyiak itu, termasuk aturan yang harus dipatuhi oleh para pengunjung, terutama bagi mereka yang nantinya menginap, perlu diberikan pengarahan khusus, sehingga dapat menjaga nama baik Desa Wisata Kelurahan Kayu Kubu ini.(Rudi)
Pada kesempatan yang sama pengelola objek wisata Cottage dan Rumah Pohon Inyiak Ismael menuturkan, di lokasi ini akan dibangun 40 sampai 50 cottage atau penginapan, yang terbuat dari material bambu, dan dengan konsep rumah panggung semi permanen, modelnya mengacu pada beberapa rumah adat dari beberapa daerah di Indonesia.
“Konsep wisata di lokasi ini menonjolkan budaya tradisonal Minangkabau, yang dilengkapi dengan rumah pohon, sarana penginapan, tempat santai yang cocok untuk lokasi berkumpul menikmati keindahan alam Ngarai Sianok, tempat bermain, dan sarana edukasi atau pendidikan bagi anak-anak,” jelasnya.
Menurut Ismael, konsep Cottage dan Rumah Pohon ini berbeda dengan cottage lainnya, setiap bangunan dibuat dari bahan alami dari bambu dan kayu pilihan yang dipakai untuk tiang bangunan, dinding dan lantai, sedangkan atapnya terbuat dari jerami padi, sehingga menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
“Saat ini pembangunan Cottage dan Rumah Pohon Inyiak ini sudah rampung 70 persen, dan diharapkan pada Desember 2017 mendatang sepenuhnya telah selesai, sehingga dapat dimanfaatkan pengunjung dan wisawatan yang ditargetkan juga hadir dari berbagai daerah di Indoesia, serta wisatawan mancanegara,” ujarnya.
Untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan sambung Ismael, Cottage dan Rumah Pohon Inyiak ini tidak akan menerima pasangan muda-mudi yang dikhawatirkan akan berbuat yang tidak wajar, apalagi untuk menginap, karena sarana penginapan ini hanya untuk orang yang telah berkeluarga.
“Disamping itu Cottage dan Rumah Pohon Inyiak ini juga mengutamakan konsep penghijauan, dimana pohon akan dibiarkan tumbuh, dirawat, dan di jaga, nantinya juga diberi nama sebagai informasi edukasi atau pendidikan bagi seluruh pengunjung, dan nantinya anak-anak juga dapat mengenal apa nama pohon yang ada dilokasi ini,” ungkapnya.
Ismael menambahkan, untuk izin tempat usaha telah diusulkan pada Pemerintah Kota Bukittinggi melalui Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, dan tahap sosialisasi pada tokoh masyarakat sekitar juga telah dilaksanakan, dan diharapkan seluruh pihak ikut mendukung dan mengawasi objek wisata Cottage dan Rumah Pohon Inyiak ini.
Sementara itu Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Kelurahan Kayu Kubu, Eril Anwar menilai, pemilik lahan dan pengelola perlu melakukan sosialisasi secara menyeluruh kepada masyarakat, sehingga keberadaan objek wisata ini mendapat dukungan penuh, dan tidak ada pihak yang dirugikan nantinya.
“Terutama dengan adanya Cottage atau sarana penginapan, karena sarana ini dikhawatirkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, sekaligus mengantisipasi munculnya gejolak dari masyarakat, maka dari itu perlu dimusyawarahkan bersama terutama dengan Ninik Mamak kaum pasukuan Sikumbang,” ulasnya.
Eril Anwar menambahkan, pemilik lahan dan pengelola juga perlu menegaskan konsep apa yang ada di objek wisata Cottage dan Rumah Pohon Inyiak itu, termasuk aturan yang harus dipatuhi oleh para pengunjung, terutama bagi mereka yang nantinya menginap, perlu diberikan pengarahan khusus, sehingga dapat menjaga nama baik Desa Wisata Kelurahan Kayu Kubu ini.(Rudi)
0 Komentar