Tanah Datar, Minangterkini.com, — Pemuda Tanah Datar, berhasil memberikan sebuah tantangan kepada jajaran pemerintah, untuk mengatasi keadaan sosial khususnya pengangguran di kalangan pemuda Luhak Nan Tuo.
Menurut data yang ada di Bidang Tenaga Kerja Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Kabupaten Tanah Datar, jumlah pencari kerja (Pencaker) mencapai angka 10.340 orang. Dan data tersebut diakui oleh Kabid dinas tersebut, Khairul saat diadakannya diskusi pemuda tentang pengangguran di Tanah Datar, beberapa waktu lalu.
Pemuda Discussion Club yang diadakan oleh KNPI Tanah Datar, pada (06/11) lalu itu dihadiri oleh Wakil Bupati Zuldafri Darma, Ketua DPRD Anton Yondra, Kapolres Tanah Datar AKBP Bayuaji Yudha Prajas, Wakil Ketua DPRD Irman, Kadis Pariwisata Edi Susanto, OKP kepemudaan Tanah Datar, Pengamat Sosial Hendri N, Tokoh Masyarakat Basrizal DT. Rangkayo Basa, pengusaha Tanah Datar dan undangan lainnya, memberikan makna jika kedekatan mereka tidak lepas dari peran pemuda.
Diskusi yang dikemas dengan tema Pemuda Tanah Datar Dikepung Pengangguran memberikan tantangan yang harus diperhatikan oleh pemerintah sebagai bapak angkat yang selama ini diakui beberapa pihak masih belum maksimal dalam memberikan solusi tentang keadaan sosial ini.
"Kita akui, angka pengangguran di Tanah Datar setiap tahunnya meningkat lima hingga sepuluh persen. Untuk saat ini saja berdasarkan data kami, terdapat 10.340 pengangguran. Jumlah tersebut lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya," ungkap Khairul saat dikonfirmasi ulang media ini, Selasa (14/11) diruang kerjanya.
Khairul menyebutkan, pada umumnya angka pengangguran didominasi oleh perempuan dari setiap golongan usia. Sebutnya, untuk kelompok umur 15-19 tahun, terdata sebanyak 617 laki-laki, dan 857 perempuan. Untuk kelompok umur 20-29 tahun tercatat 3.243 laki-laki dan 5.198 perempuan.
"Sedangkan untuk kelompok umur 30-44 tahun tercatat 119 laki-laki, dan 212 perempuan. Kemudian untuk kelompok umur 45-54 tahun tercatat sebanyak 51 laki-laki dan 33 perempuan. Dan diatas 55 tahun tercatat 7 laki-laki dan 3 perempuan. Dan total semuanya tercatat sebanyak 4037 laki-laki dan 6303 perempuan, jumlah pengangguran itu diambil dari data pengurusan kartu pencari kerja (K1), dan itu mengalami peningkatan setiap tahunnya,” terang Khairul.
Sementara itu, Yhohanes Noeldy salah seorang tokoh pemuda Tanah Datar sangat mengapresiasikan diskusi yang diadakan oleh salah satu kelompok organisasi pemuda di Hotel Pagaruyung, pada tanggal (06/11) lalu.
Katanya, keadaan sosial dan kondisi yang membelenggu pemuda Tanah Datar selama ini memang sudah seharusnya dikupas dan diketahui pemerintah daerah.
"Itu data real dari dinas terkait, dan apakah keadaan itu harus dibiarkan seperti ini, kita menuntut ke depannya, seluruh komponen baik itu pengusaha, pemerintah dan legislatif lebih memperhatikan pemuda dalam membantu mencari dan menciptakan lapangan kerja yang terfokus pada ekonomi kerakyatan," tutur Yhohanes yang juga pengurus KNPI Provinsi Sumbar ini.
Ia menilai, saat ini menjadi seorang tukang ojek, atau pedagang saja di Indonesia sangat mahal dan harus menunggu masa yang cukup panjang. Ini terbukti dari hasil pengelompokan data yang ia lakukan, untuk menjadi profesi itu harus mengantongi sarjana dulu.
"Kita berfikir, selain mengali potensi diri dan keahlian yang dimiliki oleh pemuda, setidaknya harus ada dukungan dari pemerintah. Karena pemuda ketika melampiaskan kekecewaan kepada kondisi sosial akan berpotensi pada ketertiban, keamanan dan kesenjangan. Sudah saatnya pemuda diberikan tempat agar bisa menemukan jati dirinya sebagai tonggak pembangunan daerah," tegas Yhohanes Noeldy.
Dilain kesempatan, Ketua DPRD Tanah Datar Anton Yondra mengatakan, pengangguran yang ada di Tanah Datar saat ini sedapat mungkin disikapi oleh semua pihak. Tidak terkecuali para pencari kerja sendiri.
"Kondisi daerah sendiri terkait Sumber Daya Alam memang minim untuk dijadikan lahan pekerjaan baru. Namun, untuk itu para pencaker sedapat mungkin juga dapat membuka lapangan usaha sendiri dan tidak bergantung pada pekerjaan diperusahaan, " ujarnya.
Menurut Anton Yondra, kondisi jumlah pencaker tersebut dinilainya bukanlah angka pencaker seutuhanya. "Angka tersebut diambil dari data penguris K1, Kadang para pencaker itu mengurus kartu kuning tersebut malahan ada yang sudah bekerja. Namun ingin kembali masuk lowongan pekerjaan yang lain dan mengurus kartu tersebut," katanya.
Pihak pemda juga diharapkan mampu merangkul para pencaker untuk dibina dan diberikan pemahaman bagaimana membuat lapangan pekerjaan.
"Kita sama-sama tahu jika saat ini memang susah mencari pekerjaan, apalagi menjadi PNS yang sejak benerapa tahun ini tidak ada lagi pembukaan. Maka dari itu jalan solusinya, tentulah dengan menjadi pembuka lapangan kerja sendiri dan sedapat mungkin lapangan pekerjaan iti mampu menampung pekerja lainnya, sehingga angka pengangguran berkurang," tukasnya.(doy/mt)
0 Komentar