Batang Galodo Lasi Kab. Agam Disurvey Tim BWS Sumatera V


Agam-Minang Terkini, Rabu (31/10/18) Tim Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera V (lima) mesurvey Batang (sungai) Galodo Jorong Lasi Mudo Kecamatan Canduang Kab. Agam sehubungan dengan Batang  Galodo tersebut adalah termasuk salah satu kawasan zona merah dari empat zona merah yang terdapat di Kab. Agam Prov. Sumbar.


Abdul Majid danMaju Aritonang (tenaga surveyor dari BWS Sumatera V)yang didampingi oleh Fauzi. S, STP., MA. (Camat Canduang), M. Zen Dt. Badindiang Basa (Ketua Kerapatan Adat Nagari Lasi, Edi Muhardi (Koordinator KSB Marapi), Agusni Pondri dan Musfan (anggota tim reaksi cepat KSB Marapi), Tibrani, SH. (staf Camat Canduang/Sekretaris KAN Lasi), M. Syawal (Wali Jorong Lasi Mudo), Ridwan Khadafi (Ketua Kesatuan Pemuda Lasi) dan M. Hasandan Zul (pemuda Lasi) mulai menyisir dari hulu Batang Galodo di bawah air terjun (Sarasah) Batang Pinang pada pukul 10.00 pagi terus menyisir Batang Galodo sampai ke batas Nagari Lasi dengan Jorong Sitapuang Nagari Balaigurah hingga pukul 13.00 siang.

Disamping melakukan penyisiran langsung oleh tim survey dari BWS Sumatera V bersama komponen masyarakat dan Camat Canduang tersebut juga mempergunakan drone sehingga pemetaan jalur sungai sesulit apapun medannya dapat dipantau dan dideteksi langsung, termasuk tingkat dan titik-titik rawan Batang Galodo tersebut.

Kegitan survey untuk pengerukan, pelebaran dan pengedaman (tanggul) dinding Batang Galodo secara mendadak dan tiba-tiba tersebut mengundang perhatin masyarat terutama yang bermukim pada DAS Batang Galodo, termasuk warga Pasar Lasi yang ramainya setiap Selasa dan Jumat tersebut.

M. Zein Dt. Badindiang Basa dan M. Syawal merasa takjup atas responsif yang begitu cepat dari pemerintah pusat dalam hal ini dari Kementerian PUPR yang mana tidak beberapa hari surat permohonan untuk melakuakn pengerukan dan pelebaran ruas Batang Galodo menjadi 6 m x 6 m yang diajukan oleh KSB Marapi terealisasi dengan cepat, meskipun baru sebatas survey. Namun survey yang dilakukan itu adalah merupakan tahap awal untuk akurasi data oleh pihak Kementrian PUPR melalui BSW Sumatera V sebagai dasar pengambilan kebijakan kegiatan normalisasi Batang Galodo yang sekarang sedang membawa kerisauan dan kecemasan warga semenjak musim hujan ini.

Kenapa tidak, sebagaimana yang dipaparkan oleh Edi Muhardi (Koordinator KSB Marapi), aktivis lingkungan dan bencana alam itu bahwa Semenjak Galodo 1979 (galodo terbesar) hingga tiga kali Galodo setelahnya dan kondisi kecuraman tebing Gunung Marapi sebagai hulu dari Batang Galodo itu berada pada kemiringan 45˚-50˚, sementara Gunung Marapi adalah gunung berapi aktif sehingga tingkat pelapukan batuan dan matrial gunung cukup tinggi dan gempa pun sering terjadi baik gempa tektonik maupun vulkanik turut memicu terjadinya keretakan pada matrial gunung sehingga dikala musim hujan tak hayal lagi dan dapat dipastikan galodo akan terjadi. Hal inilah yang menghantui masyarakat Jorong Lasi Mudo di sepanjang DAS Batang Galodo itu, adalah wajar apabila Nagari Lasi secara umumnya termasuk salah satu wilayah rawan bencana (zona merah), selain tiga kecamatan lainnya di Kabupaten Agam.

“Hal ini lah yang mendasari permohonan kami kepada Kementrian PUPR untuk mendapatkan bantuan revitalisasi Batang Galodo, karena sudah lama dan sudah beberapa kali kami menyampaikan keluhan ini tidak mendapat tanggapan dari pemerintah daerah. Sudah sepatutnya pihak instansi terkait menjadikan DAS Batang Galodo ini menjadi skala perioritas dan perhatian khusus, setidaknya karena termasuk empat zona merah di Kab. Agam, Prov. Sumatera Barat. Sedangkan akibat galodo itu selalu memakan korban nyawa manusia, selain harta benda dan mata pencarian penduduk terutama yang lahan pertaniannya‘dihampai’ galodo dan atau karena embung-embung airnya telah porak poranda oleh matrial gunung yang dihanyutkan, termasuk pasar, perkantoran dan sekolah yang berada pada zona merah tersebut” Tandas Edi Muhardi.

“Berkat komunikasi yang intim antara Donny Andri Magek Piliang, sahabat kami dari ANTV dan kabarpolisi.com dalam menyikapi surat permohonan kami tentang revitalisasi Batang Galodo tersebut dengan Bapak Maryadi, Kepala BWS Sumatera V pada Minggu lalu (28/10) Alahamdulillah terealisasilah survey tentang kondisi nyata Batang Galodo ini. Responsif dan tindakan cepat dari Bapak Maryadi yang terkesan melayani itu adalah juga mencerminkan sikap pemerintah pusat terutama pada Kementrian PUPR akan berbagai persoalan masyarakat desa, adalah sangat menyenangkan hati kami” Demikian imbuh Koodinator KSB Marapi itu kepada media ini.

Melalui media ini pula M. Syawal, Wali Jorong Lasi Mudo mewakili pemerintahan Nagari Lasi bersama M. Zen Dt. Badindiang Basa, Ketua KAN Lasi yang didampingi oleh Tibrani, SH (Sekretaris KAN Lasi), selain mengungkapkan ketakjubannya itu sekaligus menyampaikan terimakasih yang tak terhingga kepada KSB Marapi Nagari Lasi yang selalu gelisah akan kondisi alam dan bencana yang akan menimpa nan tanpa letih berusaha terus menerus mencari solusi dan jalan pemecahan untuk mendapatkan bantuan semacam ini. Dan terimakasih yang mendalam juga disampaikannya baik atas nama pribadi maupun atas nama Pemerintahan Nagari Lasi dan wakil Kerapatan Niniak Mamak Nagari Lasi kepada saudara Donny Andri Magek Piliang (Donny Magek) dan Bapak Maryadi, kepala BWS Sumatera V dan umumnya jajaran Kementrian PUPR di Jakarta atas uluran tangannya sehingga adanya reaksi cepat pemerintah pusat untuk revitalisasi Batang Galodo tersebut.

Saat diminta tanggapan Camat Canduang tentang kedatangan tim survey dari BWS Sumbar yang turun langsung ke lokasi dari awal sampai selesai. Fauzi. S, STP., MA., menyatakan bahwa sangat gembira dan berterimakasih kepada semua inisiator. “Melihat kondisi Batang Galodo yang memang sempit dan dangkal tersebut memang sangat perlu dilakukannya pengerukan, pelebaran dan pengedaman tebing Batang Galodo itu sesegera mungkin sebagaimana permohonan KSB Marapi tersebut. Setidaknya dapat meminimalisir banyaknya jatuh korban apabila memang suatu saat nanti Allah, Swt mentakdirkan galodo itu terjadi, tentunya kita berharap apapun bentuk musibah dan mencana terhindar lah hendaknya. Kalau pun apa yang menjadi kecemasan itu tidak terjadi maka sudah pasti rasa nyaman warga akan tercipta serta lahan-lahan pertanian ± 75 ha di kanan dan kiri Batang galodo itu akan dapat diairi kembali dengan lancar karena kita berbaik sangka bahwa sudah pasti embung atau tanggul irigasi dengan saluran primer dan tersier di pinggir tebing Batang Galodo itu akan dibangun pula sejalan dengan revitalisasi Batang Galodo tersebut”.Menimpali penyampaian camat Canduag tersebut Ketua Pemuda Lasi, Ridwa  Khadafi menambahkan bahwa "dengan kondisi badan sungai seperti sekarang ini dan terjadi musibah galodo tersebut maka bencana itu juga akan menjadi beban nasional karena akibatnya dapat dikatagorikan sebagai bencana nasional, setidaknya dengan adanya pendalaman dan pelebaran badan sungai atau Batang Galodo itu merupakan tindakan preventif dalam meminimalisir korban".-***

Posting Komentar

0 Komentar